Pendapat Ulama Bahwa Menceritakan Ahli Bid’ah Bukanlah Ghibah
Al Hasan Al Bashry berkata : Menerangkan keadaan ahli bid’ah dan kefasikan orang yang berbuat fasiq terang- terangan bukan perbuatan ghibah. (Al Lalikai nomor 279-280). Dan kata beliau selanjutnya : “Bukanlah ghibah menceritakan kesalahan (aib) ahli bid’ah.” (Ibid nomor 279-280)
Imam Hasan Al-Bashri –rohimahulloh- mengatakan lagi: “Tidak ada istilah ghibah dalam membantah ahli bid’ah”. Beliau mengatakan : “Tiga golongan manusia yang tidak ada larangan dalam mengghibah mereka, salah satunya adalah ahli bid’ah yang extrim dalam bid’ahnya”. Beliau juga pernah berkata: “tidak ada istilah ghibah dalam mencela pelaku bid’ah dan orang fasik yang menampakkan kefasikannya”. (ucapan-ucapan ini diriwayatkan oleh Al-Lalika’I dalam “Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah” 1/140)
Al Fudhail bin Iyyad berkata : “Siapa yang masuk kepada ahli bid’ah maka tidak ada kehormatan baginya.” (Al Lalikai nomor 282)
Dari Sufyan bin Uyainah berkata, Syu’bah pernah berkata : “Kemarilah kita (berbuat) ghibah di jalan alloh Azza wa Jalla.” (Al Kifayah 91 dan Syarah Ilal At Tirmidzy 1/349)
Dari Abi Zaid Al Anshary An Nahwiy berkata, Syu’bah mendatangi kami pada waktu turun hujan dan berkata : “Ini bukanlah hari (pelajaran) hadits, hari ini adalah hari ghibah, marilah melakukan ghibah tentang para pembohong itu.” (Al Kifayah 91)
Dari Makky bin Ibrohim ia berkata, Syu’bah mendatangi Imran bin Hudair dan berkata : “Hai Imran, marilah kita ghibah sesaat di jalan alloh Azza wa Jalla.” Kemudian mereka menyebut-nyebut kejelekan (kesalahan) para perawi hadits. (Al Kifayah 91)
Abu Zur’ah Ad Dimasyqi berkata, saya mendengar Abu Mushir (ketika) ditanya tentang seorang rawi yang keliru dan kacau serta menambah-nambah dalam meriwayatkan hadits, ia berkata : “Terangkan keadaan orang itu!” Maka saya bertanya kepada Abu Zur’ah : “Apakah itu tidak Anda anggap ghibah?” Ia menjawab : “Tidak.” (Syarh Ilal At Tirmidzy 1/349 dan Al Kifayah 91 dan 92)
Ibnul Mubarak berkata : “Al Ma’la bin Hilal adalah rawi hanya saja jika datang satu hadits ia berdusta (berbuat dusta dengan hadits itu).” Seorang Sufi berkata : “Hai Abu Abdirrahman, Anda berbuat ghibah?” Maka beliau menjawab : “Diamlah kau! Jika kami tidak menerangkan hal ini bagaimana mungkin dapat diketahui mana yang haq mana yang bathil?” (Al Kifayah 91 dan 92 dan Syarh Ilal At Tirmidzy 1/349)
Abdulloh bin (Imam) Ahmad bin Hanbal berkata, Abu Turab An Nakhsyabi datang kepada ayahku lalu beliau mulai berkata : “Si Fulan dhaif, si Fulan tsiqah.” Berkatalah Abu Turab : “Wahai Syaikh, janganlah mengghibah ulama.” Ayahku segera menoleh ke arahnya dan berkata : “Celakalah kamu! Ini adalah nasihat bukan ghibah.” (Al Kifayah 92 dan Syarh Ilal At Tirmidzy 1/350)
Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri
Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…