ldii
Home Nasehat Apa yang Mencegahmu Wahai Jokam dari Membaca dan Melihat Kajian di Youtube?
Nasehat - 12 Januari, 2019

Apa yang Mencegahmu Wahai Jokam dari Membaca dan Melihat Kajian di Youtube?

Google dan YouTube itu bukan Syaikh, Muballigh atau Ulama. Benar, ianya hanya media. Youtube sama seperti proyektor yang fungsinya agar video bisa terlihat dari jarak jauh dan Google seperti kitab kertas yang bisa dilihat di Gadget.

“Jangan membaca kitab – kitab karangan, jangan melihat ceramah di Youtube… nanti terpengaruh!”, kalimat ini terasa penuh kasih sayang di hatimu. Sebuah kepedulian pengurus agar jamaah tetap dalam keimanan, dan tidak tertimpa penyakit zaigh( berpaling). Kau khawatirkan akan terjadi seperti bani Israil, ketika mereka zaghu, maka Allah memalingkan mereka dari kebenaran.

Tapi benarkah itu? Simpan dulu jawabanmu dalam hati wahai saudaraku.

Baiklah, kita tengok nasihat pengurus yang lain yakni, ” jadilah orang yang berpengaruh, jangan justru terpengaruh ..!”. Artinya, kau harus jadi pemberani dan kuat mental, mau berdiskusi dan memaparkan pemahamanmu terhadap diinul Islam kepada orang lain, iya khan?

Sekali lagi, aku tak bermaksud memaksamu berbicara sekarang. Kau pun tahu bahwa kemungkinan besar aku sudah tahu apa yang akan kau jelaskan. Kami dulu sepertimu juga.

Mari kita lihat nasihat pengurus berikutnya ,“… Percuma belajar dengan orang luar, ilmunya tidak mangkul musnad dan muttasil, jadi tidak sah…!” Saudaraku, mungkin kau sudah tahu bahwa ketika sanad diambil oleh Abah dari Darul Hadits, Makkah, teman seperguruan beliau banyak, dan sanad menyebar ke penjuru dunia. Jangan galau, di zaman ketika jarak berdekatan seperti sekarang ini, semua bisa di tabayyun kan.

Baca juga: Fatwa Ulama: Mendengarkan Pelajaran Agama Via Internet Dikelilingi Malaikat?

Pengurus tentunya tak putus asa, nasihat selanjutnya berbunyi ,” Sudah enak dalam jamaah, ilmunya sudah diseragamkan sehingga tidak bingung dan repot mentarjih, tinggal diamalkan…!”. Saudaraku, siapa sekarang yang mentarjih ilmu di pusat? Bukankah mereka yang paling ‘alim telah dinonaktifkan oleh pengurus, karena telah merubah kemurnian ajaran asli Islam Jamaah?

Kembali pengurus melancarkan serangan nasihatnya, “…Sudahlah, enak ngaji di jama’ah. Di luar tuh berantem dan saling menyalahkan satu sama lain. Kalau di jama’ah, semua diramut dengan muhsin aris, hidup bagaikan di sorga…!” Sebentar, siapa yang hidupnya seperti di sorga? Para pengurus, ataukah para rokyah kaum dhua’fa yang selalu memeras keringat karena pengurus mewajibkan berinfaq? Baiklah, kita tidak bahas personal. Namun kau pasti tahu, dari pengalaman hidupmu, bahwa tidak semua kelembutan dan ketenangan berarti sebuah kebenaran.

Pengurus belum merasa mati langkah, lalu menasihatkan, ” … Agama itu dengan dalil, bukan dengan ro’yu ( pendapat akal)…!” Benar, namun untuk memahami sebuah dalil, diperlukan pemahaman akal terhadap dalil tersebut. Apakah pengurus kira para ulama di Timur Tengah sana, yang kesehariannya berbahasa arab, bahkan telah hafal Al Quran sejak kecil, tidak mampu memahami dalil?

Saudaraku, kalau engkau semakin galau dengan diskusi imajiner ini, itu tandanya ada sebuah kehendak sedang tumbuh di dalam hatimu. Jangan kau sia – siakan. Ingatlah kisah Nabi kita tercinta shallallohu ‘alaihi wa sallama beberapa tahun sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau prihatin dengan keaadaan kaumnya, lalu memutuskan untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta’ala di gua Hira setiap Ramadhan tiba. Kemudian Allah tabaroka wa ta’ala memuliakan beliau, dimulai dengan wahyu pertama…

اِقٔرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الـَّذِيْ خَلَقَ

” Bacalah, dengan (menyebut) nama Rabbmu
Yang Menciptakan”
…( Surah Al ‘Alaq ayat 1).

Tidakkah kau rasakan semangat untuk belajar ketika mengenang turunnya ayat ini? Bacalah Al Quran wahai saudaraku, dan tandailah faidah – faidah yang bermanfaat darinya. Tidak usah takut terkena zaigh selama bersama Al Quran. Justru kau perlu takut terhadap zaigh jika terlalu banyak mendengar ucapan manusia yang lepas dari Al Quran.

Bacalah Al Quran wahai saudaraku, dan tandailah faidah – faidah yang bermanfaat darinya. Tidak usah takut terkena zaigh selama bersama Al Quran. Justru kau perlu takut terhadap zaigh jika terlalu banyak mendengar ucapan manusia yang lepas dari Al Quran.

Sebagian ulama menyatakan perintah membaca di sana berlaku umum, karena tidak disebutkan objek (maf’ul bihi) nya. Islam adalah agama yang berdasar dalil, membangun khazanah ilmu dan peradaban. Semua perkataan dan pengetahuan, bisa diperiksa kebenarannya dengan timbangan Al Quran dan Assunnah …

Mari menuntut ilmu!

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri

Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…