Buku Mantan Islam Jamaah: IBU, MENGAPA KAU KAFIRKAN AKU
Perjuangan para Mantan Islam Jamaah LDII sungguh berat, selain pengusiran dari keluarganya, dipaksa cerai sampai dikatakan kafir dan Binatang.
Seorang mantan Mubalegh LDII menceritakan kisah hidupnya dalam bentuk Novel , yang berjudul :
IBU, MENGAPA KAU KAFIRKAN AKU
Sebuah penerbit besar di Jakarta, Penerbit Al-Kautsar tertarik untuk mengangkat kisah hidup dari mas Iman ini. buku ini sudah muncul di rak-rak Gramedia dan di toko-toko besar lainnya dibawah jaringan penerbit Al-Kautsar.
Sengaja nama LDII diganti menjadi BADI ( Badan Amal Dakwah Indonesia) supaya menghindari konflik hukum namun jalan cerita tetap konsisten yaitu menceritakan mengenai Jama’ah kita seolah kita sendiri yang mengalami peristiwa yang ada di dalam novel ini.
Buku ini berniat untuk memotret apa adanya mengenai adat istiadat dan sistem kepercayaan jama’ah Jokam. Kalau kita membacanya tentu kita akan menganguk-angguk setuju karena yang ditulis dalam buku itu memang kita alami dan kita saksikan dalam jama’ah kita. Semata-mata buku ini ditujukan untuk menilai jama’ah kita apa adanya, tidak ada tendensi apa-apa kecuali agar masyarakat bisa melihat jama’ah kita dengan obyektif, dan agar semua kejelekan ajaran-ajaran bp Nurhasan tidak menular pada kaum muslimin lainnya. Ingat : Jama’ah Jokam itu tidak bersalah, Jama’ah hanya victim dan korban dari sebuah doktrin. Mereka adalah orang-orang baik yang ingin masuk syurga hanya saja menempuh jalan yang menyimpang.
Dengan adanya buku ini juga bisa dijadikan bahan koreksi dan refleksi bagi LDII yang konon katanya sudah berparadigma baru namun pada praktek di lapangan retorika Paradigma baru seperti hanyalah pepesan kosong belaka
Alif Harisman, seorang Mubaligh Jokam, dia pernah menjadi MT untuk daerah Bandung dan Jakarta Timur. Tumbuh besar di salah Pusat Komune Jokam, yaitu di Perak Gading Mangu Jombang.
Iman begitu nama singkatnya, seperti halnya para saudara-saudara kita yang keluar dari Jokam juga mengalami hal yang sama : dimurtadkan, diancam pembunuhan (karena dianggap murtad), diusir, dan istrinya “diculik” oleh pengurus supaya minta cerai pada mas Iman.
Bahkan sang Istri sampai membikin akte surat-kematian palsu yang menerangkan suaminya (mas Iman) sudah meninggal agar proses penceraikan bisa dilaksanakan di pengadilan.
“Dulu kita sebagai ibu dan anak, karena kita masih satu jemaah. Berhubung kamu sekarang sudah murtad,kafir , maka detik ini juga kamu tinggalkan rumah ini! Sampai bertemu di akhirat nanti. Kita akan buktikan di sana, kamu atau saya yang benar?” kata ibu dengan wajah penuh emosi.
Waktu itu badanku lemah, dan menggigil, akibat dari sushu tubuhku yang tinggi karena tifus. Aku diusir dari rumah dan tidak dianggap lagi sebagai bagian dari keluarga ibu. Ya Rabbi, tegarkan aku di jalan-Mu.
Alif Harisman atau biasa di panggil Iman, adalah salah seorang anggota sekaligus juru dakwah Badan Amal Dakwah Islam (BADI). Organisasi ini didirikan oleh Haji Nur saat berpuluh tahun silam. Ibu Iman adalah seorang juru dakwah senior sekaligus pemegang jabatan penting dalam organisasi itu. Paham BADI begitu mendarah daging dalam jiwanya. Tapi seiring berjalannya waktu, segalanya berubah.
Peristiwa demi peristiwa yang hadir dalam hidup Iman mngajarkan banyak hal kepadanya. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari apa yang telah lama ia yakini. Hal inilah yang membuat hatinya gelisah. Semakin lama kegelisahan itu semakin memuncak. Hingga kemudian ia putuskan untuk melepas paham BADI dari hidupnya. Ia mulai mengkaji Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah. Sungguh di luar dugaan, keputusan itu berdampak besar dalam hidupnya. Ia harus kehilangan cinta dan orang-orang yang sangat dicintainya.
Sanggupkah Iman tetap tegar dalam keputusannya itu? Akankah ia mendapatkan kembali cintanya yang telah hilang?

Judul : Ibu, Mengapa Kau Kafirkan Aku
Penulis : Alif Harisman
No ISBN : 9786021695357
Kategori :
Cover : Art Cartoon
Isi : 260 Halaman
Ukuran : UB-04 (13.50 x 20.50)
Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri
Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…
Ceritanya mirip seperti salah satu kawan saya yg dikasuskan tahun 2017 lalu di bandung utara, bodohnya saat itu karena terlalu menggebu2 kami dan kawan2 mencoba mendakwahkan secara terang2an bahkan di forum pengajian kelompok masing2…