nasehat 5 bab

Nasehat 5 Bab, darimana ?

Kami mendengar langsung dari Guru Tes, penasehat di Pondok Pesantren al-Ubaidah Kertosono, beliau mengatakan bahwa Nasehat 5 Bab itu bukanlah ijtihad yang dibuat oleh Abah Nurhasan seperti yang sering kita dengarkan dari penasehat-penasehat Jama’ah. Nasehat 5 bab (dulunya adalah 5 perkara) asal usulnya dari hadist dibawah ini.

أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال :وأنا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ اْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَى اَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ اِنْ صَامَ وَصَلَّى ، قَالَ وَاِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ فَادْعُوا اْلمُسْلِمِيْنَ بِمَا سَمَّاهُمُ اْلمُسْلِمِيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ * رواه أحمد والترمذي، وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

“Aku perintahkan kepada kamu sekalian lima perkara; sebagaimana Allah telah memerintahkanku dengan lima perkara itu; berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah dan jihad fi sabilillah. Barangsiapa yang keluar dari Al-Jama’ah sejengkal saja, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali bertaubat. Dan barangsiapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, walaupun dia puasa dan shalat?” Rasulullah bersabda: “Sekalipun ia puasa dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim, maka panggillah oleh orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka; “Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.”
(HR.Ahmad bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad)

Jamaah 354 mengatakan bahwa nasehat 5 bab adalah berjama’ah (sambung jamaah), mendengar (ngaji), thaat, hijrah (ngamal) dan jihad fi sabilillah (membela) berdasarkan hadits diatas. Namun, mari kita baca lafadz hadits dengan lengkap dan kita berikan sedikit syarahnya:

17170 – حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو خَلَفٍ مُوسَى بْنُ خَلَفٍ، كَانَ يُعَدُّ فِي الْبُدَلَاءِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ، عَنْ جَدِّهِ مَمْطُورٍ، عَنِ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا عَلَيْهِمَا السَّلَامُ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ، أَنْ يَعْمَلَ بِهِنَّ، وَأَنْ يَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ، وَكَادَ أَنْ يُبْطِئَ، فَقَالَ لَهُ عِيسَى: إِنَّكَ قَدْ أُمِرْتَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ تَعْمَلَ بِهِنَّ، وَتَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ، فَإِمَّا أَنْ تُبَلِّغَهُنَّ، وَإِمَّا أَنْ أُبَلِّغَهُنَّ. فَقَالَ: يَا أَخِي، إِنِّي أَخْشَى إِنْ سَبَقْتَنِي أَنْ أُعَذَّبَ أَوْ يُخْسَفَ بِي “. قَالَ: ” فَجَمَعَ يَحْيَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ، حَتَّى امْتَلَأَ الْمَسْجِدُ، فَقُعِدَ عَلَى الشُّرَفِ، فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَنِي بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ أَعْمَلَ بِهِنَّ، وَآمُرَكُمْ أَنْ تَعْمَلُوا بِهِنَّ. أَوَّلُهُنَّ: أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ مَثَلُ رَجُلٍ اشْتَرَى عَبْدًا مِنْ خَالِصِ مَالِهِ بِوَرِقٍ أَوْ ذَهَبٍ، فَجَعَلَ يَعْمَلُ، وَيُؤَدِّي غَلَّتَهُ إِلَى غَيْرِ سَيِّدِهِ، فَأَيُّكُمْ سَرَّهُ أَنْ يَكُونَ عَبْدُهُ كَذَلِكَ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَكُمْ وَرَزَقَكُمْ، فَاعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا. وَآمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ، فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا. وَآمُرُكُمْ بِالصِّيَامِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ مَعَهُ صُرَّةٌ مِنْ مِسْكٍ فِي عِصَابَةٍ كُلُّهُمْ يَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ، وَإِنَّ خُلُوفَ فَمِ الصَّائِمِ عِنْدَ اللَّهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ. وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ، فَشَدُّوا يَدَيْهِ إِلَى عُنُقِهِ، وَقَدَّمُوهُ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ، فَقَالَ: هَلْ لَكُمْ أَنْ أَفْتَدِيَ نَفْسِي مِنْكُمْ؟ فَجَعَلَ يَفْتَدِي نَفْسَهُ مِنْهُمْ بِالْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ حَتَّى فَكَّ نَفْسَهُ. وَآمُرُكُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَثِيرًا، وَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ طَلَبَهُ الْعَدُوُّ سِرَاعًا فِي أَثَرِهِ، فَأَتَى حِصْنًا حَصِينًا، فَتَحَصَّنَ فِيهِ، وَإِنَّ الْعَبْدَ أَحْصَنُ مَا يَكُونُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِذَا كَانَ فِي ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ” قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ: بِالْجَمَاعَةِ، وَالسَّمْعِ، وَالطَّاعَةِ، وَالْهِجْرَةِ، وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ الْجَمَاعَةِ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ، فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ ” قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنْ صَامَ، وَإِنْ صَلَّى؟ قَالَ: «وَإِنْ صَامَ، وَإِنْ صَلَّى، وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ، فَادْعُوا الْمُسْلِمِينَ بِأَسْمَائِهِمْ بِمَا سَمَّاهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami ‘Affan telah menceritakan kepada kami Abu Khalaf, Musa bin Khalaf yang dianggap di Al Budala, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir dari Zaid bin Sallam dari kakeknya Mamthur dari Al Harits Al Asy’ari sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Allah Azzawajalla memerintahkan Yahya bin Zakariya ‘alaihissalam dengan lima kalimat agar diamalkan, dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya. Namun Yahya hampir saja memperlambatnya. Lalu ‘Isa berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya kamu kamu diperintahkan dengan lima kalimat, agar kamu mengamalkannya, juga kamu perintahkan kepada Bani Israil mengamalkannya. Sekarang kamu yang menyampaikan, atau saya yang menyampaikannya.’ Lalu dia berkata; ‘Wahai saudaraku, sesungguhnya saya takut jika kamu mendahuluiku niscaya saya akan disiksa atau ditenggelamkan’.” (Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam) bersabda: “lalu Yahya mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis, sampai masjid itu menjadi penuh, dia duduk pada tempat imam, memuji Allah dan berkata; ‘Allah Azza wajalla telah memerintahkan kepadaku agar mengamalkan lima hal dan agar kalian juga mengamalkannya.

  1. Yang pertama adalah: kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membeli seorang budak dari hartanya dengan sejumlah uang atau dari emas, sialnya budak itu bekerja dan mengerjakan pekerjaanya kepada selain tuannya, maka siapa yang merasa senang dengan hal itu?. Sesungguhnya Allah Azzawajalla telah menciptakan kalian, memberi rizki kepada kalian, sembahlah Dia dan janganlah kalian menyekutukan dengan sesuatupun.
  2. Saya perintahkan kepada kalian untuk shalat. Sesungguhnya Allah Azzawajalla menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya, selama dia tidak menoleh. Jika kalian shalat, janganlah kalian menoleh.
  3. Saya perintahkan kepada kalian untuk berpuasa, permisalah hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membawa sebotol minyak wangi pada sekelompok orang semunya merasakan bau wangi tersebut. Bau harum mulut orang yang sedang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum daripada bau kasturi.
  4. Saya perintahkan kepada kalian untuk bershodaqoh. Sesungguhnya permisalan hal itu adalah seseorang yang ditawan musuh, lalu dia mengikatnya kedua tangannya pada lehernya, dan diletakkan di hadapannya untuk dibunuh. Lalu dia mengajukan penawaran, ‘Apakah kalian mau jika saya menebus diri saya dari kalian? ‘ Lalu dia menebus dirinya dengan sesuatu yang sedikit dan yang banyak sehingga dirinya bisa bebas.
  5. Saya perintahkan kepada kalian untuk berdzikir kepada Allah Azzawajalla yang banyak. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang musuhnya mengejarnya dengan cepat lalu dia mendapatkan benteng yang kokoh, dijadikannya benteng itu untuk tempat berlindung. Sesungguhnya seorang hamba akan lebih dapat terjaga dari setan jika dia dalam keadaan berdzikir kepada Allah Azzawajalla.”

(Al Harits Al Asy’ari Radliyallahu’anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Saya perintahkan kalian dengan LIMA hal yang Allah telah perintahkan kepadaku:

  • JAMA’AH,
  • MENDENGAR,
  • TAAT,
  • HIJRAH
  • DAN JIHAD DI JALAN ALLAH

Barangsiapa yang keluar dari jama’ah satu jengkal, maka dia telah melepaskan perjanjian Islam dari lehernya sampai dia kembali. Barangsiapa yang memanggil dengan panggilan jahiliyyah, maka dia termasuk bangkai Jahannam.” Mereka berkata; “Wahai Rasulullah, walaupun dia berpuasa dan shalat?.” Beliau bersabda: “Walaupun dia berpuasa dan shalat dan beranggapan bahwa dirinya adalah seorang muslim. Panggillah kaum muslimin dengan nama-nama yang Allah Azzawajalla menamakan mereka yaitu ‘MUSLIMIN DAN MUKMININ DAN HAMBA ALLAH ‘azza wajalla’.”

Perintah Mentauhidkan Allah adalah Agama Seluruh Umat.

Ini adalah hadits yang agung , wajib untuk direnungkan dan diamalkan, tidak kita ragukan lagi bahwa ini keluar dari cahaya kenabian yang telah diucapkan oleh nabiyullah sholallohu ‘alaihi wasallam yang didalamnya terdapat pelajaran bagi kita. Bahwa TAUHID adalah agama seluruh nabi, Allah memmberikan wahyu kepada nabi zakarya pada lima perkara dan memerintahkan kepada kaumnya untuk mengamalkannya. Nabi zakarya dan nabi isa alaihumassalam terutus dalam waktu yang sama. Kemudian dilanjutkan dengan perintah, SHOLAT, Dalil ini menunjukkan bahwa sholat juga telah disyari’atkan kepada bani isra`il, tetapi tentunya tatat caranya berbeda dengan tata cara sholat yang diwajibkan kepada umat islam. Kemudian perintah PUASA, Kemudian SHODAQOH, Dalil ini menunjukkan bahwa Shodaqoh dapat menghapus dosa-dosa hamba, karena dosa adalah musuh manusia, sehingga dosa itu mencarinya untuk merusak orang tersebut, maka ketika seseorang memberikan sshodaqoh maka dia mencegah dirinya dari kejaran musuhnya. Kemudian perintah BERDZIKIR sebagai penjagaan atas diri manusia dari segala gangguan.

Sebagian dari Wasiat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada Umatnya

Kemudian Rasulullah menambah wasiat lima perkara diatas dengan lima hal lagi:

Pertama : al-Jama’ah

Al-jama’ah disini maknanya adalah bersatu diatas al-Haq (makna al-Jama’ah dari sisi addiyan), hendaklah kaum muslimin berpegang teguh dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah, dan al-Jama’ah itu adalah kita berkomitmen diatas al-Haq walaupun seorang diri, manakala sebuah masyarakat berada diatas menyelisihi al-Haq maka mereka bukanlah al-Jama’ah walaupun jumlah mereka banyak, sebagaimana ucapan para sahabat ridwanallahu ‘alaihim

الجماعة من كان على الحق وإن كان وحده.

Al-jama’ah adalah seorang yang berada diatas kebenaran meskipun dia seorang diri.

Karenanya Allah berfirman:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ *النحل:120

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”

Hanif Maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.

Kedua dan Ketiga: Mendengar dan Taat

Maksudnya adalah mentaati Ulil Amri atau Waliyul Amri, dan waliyul amri itu adalah pemerintah dan para ulama, para ulama menjelaskan al-haq dan syari’at sementara pemerintah yang merealisasikannya. Mereka inilah yang ditaati selama mereka juga mentaati Allah , adapun bila memerintahkan kepada kemaksiatan maka tidak ada ketaatan bagi mereka.

Keempat : Hijrah

Berhijrah disini bermakna umum, termasuk meninggalkan segala kemaksiatan atau hijrah dari negara kafir ke negara muslim.

Kelima: Berjihad di Jalan Allah

Perintah ini banyak dimuat di dalam Kitabillah dan as-Sunnah

Ancaman Berat jika Berdakwah dengan Dakwah Jahiliyah

DAKWAH JAHILIYAH adalah semua dakwah yang menyelisihi Islam yakni dakwah menyelisihi al-Jamaah, yaitu dakwah untuk memecah belah barisan kaum muslimin, sehingga di dalam tubuh umat Islam yang semestinya satu , dengan dakwah tersebut maka terpecah belah menjadi berbilang-bilang jamaah, setiap jamaah mengajak orang lain untuk masuk dan berhukum kepada jama’ahnya masing-masing, jamaah satu dengan yang lainnya saling bermusuhan bahkan saling mengkafirkan, sehingga mereka memanggil kaum muslimin yang lain bukan dengan panggilan islam sebagaimana yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan yakni “”wahai ‘MUSLIMIN DAN MUKMININ DAN HAMBA ALLAH”, tetapi mereka memanggil kaum muslimin dengan “Orang-orang Jahiliyah, ahli kitab, murtadun” dan lain-lain, ini adalah perkara jahiliyah yang diancam oleh Rasulullah dengan ancaman yang dahsyat. Wallahu a’lam [Tulisan diambil dari Abu Hudzaifah, disusun dan diedit ulang oleh Abu Muhammad]

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri

Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…