Jokam, kau berani membuka situs ini!
Percuma engkau belajar silat Asad, jika sekedar membuka situs ini saja takut. Apa yang kau petik dari belajar silat Asad selama bertahun – tahun .. ??
Memang setiap manusia memiliki rasa takut, sebuah tabiat yang dititipkan Allah tabaraka wa ta’ala ke dalam jiwanya, dengan hikmah diantaranya agar ia bisa menghindari berbagai marabahaya dalam hidupnya, lalu ia jalani kehidupan yang aman dan memperoleh berbagai maslahat dan kebaikan di dalamnya. Nah, jika sebuah rasa takut justru menghalangi seseorang dari maslahat, bahkan mengantarkannya kepada kerugian dan kebinasaan, ini adalah takut yang tercela.
Diantara gambaran takut yang tercela, adalah sikap yang ditunjukkan musyrikun Quraisy kepada dakwah Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallama di awal sejarah Islam. Allah jalla wa ‘ala menyebutkannya dalam surah Al Muddatsir ayat 49 – 51:
فَمَـا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِيْنَ(٤٩) كَأنَّهُمْ حُمُرٌ مُسْتَنْفِرَةٌ(٥٠)فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ(٥١)
Maka mengapa mereka (orang – orang kafir) berpaling dari peringatan? (Ayat 49)
Seakan mereka itu keledai liar yang terkejut (ayat 50)
Lari dari singa (ayat 51).
Ayat ini ditujukan kepada orang – orang kafir, bukan kepada kalian wahai jokam. Allah subhanahu wa ta’ala menggambarkan buruknya mentalitas orang kafir, ketika seruan kebenaran sampai kepada mereka. Sesungguhnya memang inilah keadaan manusia, bilamana hatinya tidak disinari cahaya hidayah. Dan demikian berlaku tingkat demi tingkat, semakin terang hati seseorang maka semakin lapang lah dadanya untuk menerima kebenaran. Sedangkan kekufuran dan kebodohan, hanya membuat seseorang justru takut terhadap kebenaran. Sikap antipati selalu didahulukan, bahkan kondisi akut menyerupai keledai yang lari ketakutan karena melihat ada singa hendak menerkamnya. Pikiran emosional mengemuka, sedangkan nalar serta pusat – pusat kebijaksanaan dan objektivitas terkunci mati oleh sesuatu.
Kita sama-sama muslim. Seorang beriman disifati dalam Al Quran sebagai ulul albab, ia siap menelaah sesuatu yang penting dan bermanfaat baginya, khususnya jika peringatan telah jelas – jelas ditujukan kepadanya.
Semestinya kita melepaskan diri dari belenggu doktrin yang memenjarakan. Siapapun yang mendoktrinmu, harus kau sadari ulang bahwa kau tak perlu takut kepadanya. Ia makan nasi sebagaimana kau makan, dan harus tidur beberapa jam sehari untuk mengistirahatkan badan.
Rasa takut hendaknya kita persembahkan untuk Allah Rabbul ‘Alamin , tempat kita memohon hidayah dan melabuhkan berbagai harapan …
Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri
Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…
Alhamdulillah, artikel yg menambah kefahamaan saya membuat saya bersyukur karna dalam jamaah saya selalu didik yg dulunya saja orang bodoh dan ahli maksiat menjadi yg lebih baik dan lebih takut dengan allah SWT, saya bersyukur atas didikan jamaah sehingga saya tahu beragam ibadah dan kefadholanya, ini atas izin ALLAH SWT. Alhamdulillah, jamaah jaya alhamdulillahi jazakumullahu khoiran