Dicabutnya Ilmu = Dinonaktifkannya Ulama
Hadits ini sangat terkenal, dipakai sebagai landasan untuk belajar, menuntut ilmu dengan cara mangkul, dengan cara talaqi, dengan cara guru dan murid berhadapan , bertemu muka dalam suatu majelis, walaupun tanpa itupun bisa sebab hampir semua ulama kibar meninggalkan kitab sebagai warisan yang bisa dipelajari.
Namun tulisan ini tidak membahas tentang itu, tapi membahas maraknya gelombang penonaktifan ulama kredibel.
Dimulai dari ulama yang awalnya dikirim ke sumber agama Islam untuk menambah ilmu dan memurnikan islam, sebab ditengarai islam sudah melenceng dari sumbernya, sekalipun jargon yang diusung pedomannya QHJ namun prakteknya makin jauh dari semboyanya.
Itu bisa dilihat dari beberapa ijtihad dalam jamaah yang berseberangan dengan dalil, diantaranya :
Music untuk mengiringi pencak silat asad, padahal sangat jelas dalil keharoman music.
Surat pernyataan tobat, yang mirip dengan cara pertobatan agama lain
Isrun, yang jauh dari landasan dalil infak
Baiat, yang sudah dianggap sebagai rukun islam keenam, karena sekalipun sudah syahadat , sholat, puasa, zakat dan haji jika belum baiat belum dikatakan islam, sementara Fatimah anak Nabipun diketahui tidak baiat sama Abu Bakar, padahal Abu Bakar adalah kholifah, apakah anda merasa lebih pintar dalam masalah agama dari anak kesayangan Nabi dengan mewajibkan baiat bahkan pada seorang imam yang batal dalam pengangkatan pertamanya, dan masih banyak aqidah2 subhat yang belum disebutkan.
Banyak yang berharap 3 ulama yang dikirim ke Makkah setelah pulang ke Indonesia akan membenahi jamaah dari dalam dan sudah kelihatan kiprahnya dengan dihapuskannya music dari senam barokah, tidak dinasehatkannya surat tobat khususnya menjelang ramadhan.
Namun apa mau dikata, karena sudah kronisnya penyakit subhat dalam jamaah, ditambah dengan terancamnya ulama pengikut subhat yang mengelilingi pembuat kebijakan dari posisi empuknya, terpentalah ulama2 sunnah yang berkehendak melakukan perbaikan dengan gelombang hijrah dan penonaktifan.
Maka sunnah subhat lama dikembalikan, dimulai dengan viralnya video dangdutan oleh ulama yang menjadi panutan di Australia, yang nota bene sangat hoby dangdut karena awalnya beliau memang pianis serta vokalis grup dangdut SYAREKAH, beliau jugalah penyusun lagu pengiring senam barokah.
Di daerahpun surat tobat mulai didengungkan di bagikan pada para jamaah.
Maka setelah ulama pusat dipecat, ulama didaerah dinonaktifkan , tidak boleh mengajar, jamaah tidak boleh bertanya tentang hukum, jadilah ulama2 tersebut sudah tak berfungsi, masih ada tapi tidak ada, persis seperti mayat hidup.
Maka tinggalah ulama yang tak berilmu, bodoh, sesat dan menyesatkan seperti disinyalir hadits ini
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. HR. BUKHARI
Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri
Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…