Mari Berhijrah Bersama Kafilah, Wahai Saudaraku
Tidak semua orang menyukai perubahan, padahal segala sesuatu di dunia ini berubah. Sebenarnya setiap orang membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik, setiap hari dan setiap saat, agar mereka termasuk orang-orang yang beruntung.
Perubahan dan gerakan hijrah dari Islam Jamaah saat ini semakin terasa, bahkan goncangannya sangat kuat di beberapa tempat. Sebenarnya goncangan itu bukan hal utama yang dikehendaki, sebab manhaj Ahlussunnah mengajarkan rahmat, stabilitas, ketenangan sebagai prasyarat agar semua pihak mencapai maslahat terbesar, serta ilmu Al-Quran dan As-Sunnah yang keduanya adalah cahaya kehidupan. Wahyu yang diturunkan oleh Allah tabaraka wa ta’ala laksana air yang membersihkan segala kotoran, sekaligus menghidupkan ladang hati kita yang semula kering dan tandus, penuh dengan kekakuan, kesombongan, serta pandangan sebelah mata kepada orang-orang di luar kita karena kita anggap mereka kafir yang tidak berhak mendapat sedikitpun rahmat dari Allah Arrahiim. Yang paling menyedihkan, klaim kebenaran serta tuduhan kafir ini ditujukan kepada semuanya hingga terhadap orang-orang shalih dan ahli ilmu.
Ketika datang seruan dari para da’i, Pusat menutup mata dan telinga. Mereka seperti tidak butuh kepada nasihat, serta menutup pintu rapat-rapat terhadap kritik. Maklumat demi maklumat pun diterbitkan untuk memagari satu-satunya jamaah agar tidak “terpengaruh”. Mereka melihat dari satu sisi saja, dari sudut pandang dan kacamata mereka, lalu mengeksekusi berdasarkan doktrin yang belum tuntas diperiksa nilai kebenarannya. Bagi orang-orang yang berilmu lagi berakal, tentulah sikap ini tidak perlu dipertahankan sehingga mereka pun memutuskan untuk hijrah dan berlepas diri dari ajaran takfiri ala Islam Jamaah yang nyata-nyata keliru berdasarkan dalil-dalil syar’i.
Hijrah tidak mudah. Akan ada yang harus dikorbankan baik harta, kedudukan, nama baik di mata jamaah, dan selainnya, namun itulah jalan yang harus ditempuh. Ketika kita mengenang sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka pun mengalami bahkan yang lebih pedih. Mereka tinggalkan rumah dan kampung halaman serta sebagian besar bahkan semua harta, namun semua kesulitan itu tidak menghambat langkah seseorang ketika ia sudah melihat tujuan. Agama Allah harus ditegakkan, ajaran Rasulullah harus diperjuangkan, Islam harus dimenangkan.
Dalam konteks Islam Jamaah, hijrah darinya berarti meninggalkan segala khurafat, rokyu, keganjilan, penyimpangan, bid’ah-bid’ah, serta berbagai kelemahan yang ada. Kelemahan itu ada pada ilmu. Bagi orang-orang yang memiliki bekal ilmu, sangat jelas terlihat bahwa Islam Jamaah atas komando Pusat saat ini sedang mempertahankan sebuah sistem yang salah. Bukan hanya sebuah kesalahan yang berakibat buruk kepada para jamaah saat ini, namun kesalahan itu terus berusaha diwariskan kepada anak dan cucu mereka.
Ada rasa rahmah serta kecintaan kepada keluarga dan kawan-kawan, agar semua itu tidak berlanjut. Maka segala upaya akan dikerahkan, biidznillah, agar para jamaah melihat bahwa di luar sana ada ilmu yang shahih lagi lengkap sedang diwariskan dan dibagi-bagikan. Semoga Allah menolong para da’i yang menyeru warga Islam Jamaah agar hijrah itu. Bukan hanya para da’i yang mengajar lewat mimbar maupun channel-channel yang sudah dikenali saja, namun siapa saja yang mau mengulurkan tangan memberikan pertolongan dan irsyad kepada saudara-saudara kita yang terjebak dalam doktrin Islam Jamaah. Kemudian bagi para jamaah yang sudah mulai terbuka hati dan pikirannya, semoga semakin mantap dan bersemangat menyambut seruan hijrah tersebut.
Semoga Allah tabaraka wa ta’ala menjadikan kita orang-orang yang selalu bermujahadah, sehingga sampai kepada hidayahNya yang sebenarnya.
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَ اِنِّ اللَّه لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ (سورة العنكبوت اية ٦٩)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, niscaya akan Kami tunjukkan mereka kepada jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik” (QS Al Ankabut ayat 69).
Jokam Sejati Tidak Akan Bisa Menipu Diri Sendiri
Untuk apa Allah menurunkan agama, syariah bagi manusia? Menurut Imam Syatibi syariah bertu…